Thursday, May 04, 2006

Penolakan RUU, Change vs Status Quo?

Saat tadi pagi ke stasiun KA, saya melihat spanduk yang intinya penolakan SP KAI atas RUU Kereta Api. Pikiran saya teringat pada malam sebelumnya ketika di TV memberitakan bahwa Polisi menolak RUU Lalu Lintas, dan sorenya buruh sedang panas-panasnya menolak RUU Ketanaga kerjaan dan hari-hari sebelumnya banyak yang sibuk menolak RUU APP, RUU Kerahasian Negara. Fenomena apa ini semua RUU ditolak begini?

Sekarang sepertinya RUU itu seperti calon bayi haram yang mau lahir aja sudah dihujat habis-habisan..apa sih sebenarnya salah RUU-RUU itu? Jika ditelusuri RUU itu dibuat oleh pemerintah untuk menciptakan suatu perubahan tapi masyarakat yang menolak beralasan tidak memihak rakyat (setidaknya rakyat sekategori dengan mereka). Sebenarnya yang salah siapa ya?

Mari kita coba temukan tersangka dari penyebab dihujatnya RUU itu....
1. Pemerintah... pemerintah adalah tersangka utama dalam kasus ini karena dia adalah orang tua dari RUU itu, pemerintah merancang dan menunggu disahkan oleh penghulu (baca:DPR). Kesalahan yang diduaga dibuat pemerintah adalah mengutamakan kepentingan tertentu dan mengorbankan masyarakat. Tapi kelemahan dari tuduhan ini adalah benerkah wakil kita semuanya bodoh,egois dan tidak peka lingkungan? Sulit dibuktikan tapi saya percaya banyak diantara wakil rakyat yang mencoba memperjuangkan rakyat kita dan menginginkan suatu perubahan.
2. Kepentingan rakyat yang menolak...kepentingan di sini bisa jadi penyebab dari dihujatnya RUU sekaligus dia adalah tersangka ke-2 . RUU yang akan disahkan tentunya membawa suatu perubahan dan saya berani jamin tidak mungkin semua lapisan masyarakat 100% mendukug. Kenapa tidak mendukung? ya kepentingan itu.. RUU yang disahkan bukan tidak mungkin akan mengancam kehidupan saat ini yang menurut mereka sudah enak..conothnya RUU APP yang ditakuti penerbit majalah2 'dewasa tanpa filter iman' karena mereka gak bisa jualan, RUU Ketenaga kerjaan yang takut buruh2 dibuat saenaknya... intinya ini adalah kelompok status quo.

Apa yang terjadi ya jika RUU2 ini terus diprotes? Perkiraan ku adalah...
1. Tidak ada perubahan, ya gimana mau berubah UU adalah salah satu alat vital untuk membuat perubahan dan RUU itu dibuat untuk menuju masa depan Indonesia yang lebih baik. Kalau diprotes ya gak akan ada perubahan...pornografi merajalela, investasi susah masuk, laju ekonomi tersendat dll.
2. Makin lemahnya wibawa pemerintah... pemerintah kita saat ini sudah memiliki legitimasi yang kuat dengan adanya pemilu. Teteapi dengan RUU yang pengesahannya bagai tarik tambang menunujukkan pemerintah gak berani tegas. Mungkin ada yang akan protes 'suara rakyat adalah suara tuhan' jadi rakyat berhak membatalkan. Namun benerkah suara rakyat itu berpikir untuk kebaikan masa depan? jangan2 cuman reaksi sesaat seperti anak kecil yang menolak minum obat...Hal ini pun disadari oleh filusuf yunani seperti socrates yang kalo gak salah kesimpulannya demokrasi bukanlah cara memerintah yang terbaik karena terjadi tarik2an kepentingan, dan lebih disarankan sistem ada orang yang memimpin dan menentukan kebijakan(tapi mestinya gak perlu gaya machiaveli ya...:p). Jika pemerintah lemah seperti ini ya saya agak pesimistis terhadap nasib bangsa ini.

Pada akhirnya tinggal kuat2an siapa yang berani, pemerintah yang maksa atau kelompok penolakan yang lebih memaksa...namun pendapat pribadiku berharap adanya dialog yang lebih baik sehingga semangat perubahan yang bagus dapat terwujud dengan sedikit mungkin orang yang dirugikan... Apa pun akhirnya semoga mendapatkan yang terbaik dan dapat mengarahkan Indonesia ke arah perubahan...

sudah ah capek jadi pengamat politik...omong doang sih:p

-- sedang terkagum-kagun dengan begitu gigihnya penolakan semua RUU dan lagi berpikir kalo polisi menolak RUU tertentu dan demo, siapa yanng ngamanin ya? :p

No comments: