Wednesday, May 31, 2006

bencana....mengumpulkan atau meminta dana?

Pada hari sabtu kemaren (27 Mei 2006) bancana kembali melanda Negara kita. Ibu pertiwi menangis kembali atas duka yang melanda yogyakarta dan sekitarnya, kuasa Allah memang luar biasa hanya dalam tempo 1 menit segalanya hancur...sungguh Maha Kuasa Allah dan hanya Allah yang Maha Mengetahui apa hikmah di balik semua itu.. semoga kita dan semua yang aman dari bancana Yoggya dapat mengambil segala hikmah yang ada, dan semoga bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kemampuan bangkit dari bencana ini.

Seperti yang pernah terjadi di Aceh, bencana kali ini pun menggugah perasaan banyak orang untuk menggalang bantuan dari yang terjun langsung sampai yang menggalang dana.Hal ini menunjukan rasa solidaritas dan gotong royong di Indonesia belumlah mati bahkan masih tetap eksis. Semoga keikhlasan dalam membantu ini dibalas dengan keridhoan dari Allah SWT.. amiin...

Penggalangan bantuan kali ini nampak lebih cepat dan teratur, mungkin karena sudah terbiasa dengan kasus Aceh dulu sehingga sekarang sudah terlatih dalam mengorganisasikan.. (hmm.. ini berarti sala satu hikmah ya?). Namun kecendrungan yang terjadi saat ini kk pada melakukan pola yang sama ya? yaitu keluar ke jalan, bikin papan2 yang menyita sebagian jalan dan berharap yang naik mobil atau motor memberi bantuan uang ke kotak2 yan ditenteng oleh petugas mereka dan biasanya pemuda2 seumuran mahasiswa atau SMA dan yang melakukan itu hampir di semua tempat (pas berangkat kerja tadi sekitar 5 kali ada brikade penggalangan dana untuk DIY)

Lalu apa kesalahnnya? hmm.. sebenenya gak ada kali karena pola yang umum seperti itu...walau seperti mengemis....iya "sepeti mengemis" itu lah yang agak menggangu perasaanku. Aku tidak peduli kalo yang melakukan orang2 desa yang hidupnya pas2an dan pengetahuannya lebih terbatas dari pada mahasiswa, tapi ini mahasiswa sang calon pemimpin bangsa dan dijamin cerdas!. Iya sih ini cara paling gampang tapi gimana kalau lebih kreatif? seperti mengadakan suatu bazaar unutk amal, atau cara lainnya sesuai dengan keilmuan mereka...takut aja andai terjadi bencana terbiasa mengandalkan sumbangan dengan cara meminta, jika jadi pemimpin meminta sumbangan ke Pemerintah? PBB? atau negara lainnya? walau bencana kemandirian harusnya berusha dibangun...

No comments: